GPdI Hebron

Gading Serpong

Logo GPdI Hebron

GPDI Hebron Gading Serpong

Gambar Article

KATEGORI



ARTIKEL POPULER



ARSIP

Cara Supaya Tidak Tersandung

CARA SUPAYA TIDAK TERSANDUNG


2 Petrus 1:10-11


Shalom Hebroners,

Tersandung di tengah perjalanan adalah pengalaman yang tidak enak. Itu sebabnya, kita perlu berhati-hati dan memperhatikan setiap langkah kita. Hal ini juga yang menjadi penegasan Rasul Petrus dalam ayat pokok di atas. Perjalanan rohani kita mengikut Tuhan, harus diusahakan dengan sungguh-sungguh (penuh kehati-hatian dan waspada) supaya panggilan dan pilihan kita makin teguh. Jika kita dapat melakukannya sesuai kehendak Tuhan, maka kita tidak akan pernah tersandung; sehingga kepada kita dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal.


Meskipun terkenal sebagai murid yang militan dan berani, namun Petrus pernah “tersandung”, yaitu ketika ia menyangkal Yesus sampai tiga kali. Bagaimana hal ini bisa terjadi, padahal Petrus dan murid lainnya selalu bersama Yesus selama tiga setengah tahun, makan sehidangan dan menyaksikan banyak mujizat heran yang dikerjakan Yesus? Mari perhatikan proses kejatuhan Petrus, supaya kita dapat belajar untuk memperbaikinya sehingga kita tidak tersandung:


-Petrus tidak sepikir dengan Yesus.

Dalam Matius 16:21-22, saat Yesus menyatakan kepada murid-muridNya bahwa IA akan menderita, dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga, maka Petrus menegor Yesus: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Ternyata, Petrus tidak memahami pikiran Yesus walaupun sudah sekian waktu berjalan bersama Tuhan dan turut mengalami mujizatNya. Sebagai seorang murid, Petrus seharusnya dapat sepikir dengan Yesus. Jadi, penting bagi kita untuk berusaha dengan sungguh-sungguh menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (Filipi 2:5).


-Petrus menjadi sombong rohani.

Petrus adalah contoh seorang murid yang sangat cepat bereaksi dan merasa imannya kuat (menjadi sombong rohani). Perhatikan jawaban Petrus kepada Yesus: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak” (Matius 26:33). Seharusnya, Petrus belajar untuk cepat mendengar namun lambat untuk berkata-kata dan lambat untuk marah (Yakobus 1:19-21). Jadi, semakin banyak Firman Tuhan yang kita terima, seharusnya semakin membuat kita punya kerendahan hati, bukan kesombongan.


-Petrus tidak kuat berdoa.

Dalam Matius 26:37-46, setelah berdoa, Yesus kembali kepada murid-murid-Nya dan mendapati mereka sedang tidur. Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Petrus seharusnya berdoa juga sebagai bentuk dukungan dan empati terhadap penderitaan yang akan dialami Yesus. Tetapi ternyata Petrus tertidur (tidak kuat berdoa). Berhati-hatilah, jika kita mulai “tidak kuat berdoa”, kita akan menjadi lemah dan mudah tersandung.


-Petrus lebih takut kepada manusia daripada Tuhan.

Dalam Matius 26:69-75, menjelang penyangkalannya, Petrus mulai menjauh dari Yesus dan duduk di luar halaman. Ketika orang-orang mengenali dirinya sebagai orang yang selalu bersama-sama dengan Yesus, maka ia mulai menyangkal: “Aku tidak kenal orang itu.”


Apa yang dialami Petrus bisa terjadi juga kepada kita. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk terus minta pimpinan Roh Kudus, supaya kita diberi hikmat dan kebijaksanaan untuk memperhatikan hati dan pikiran Tuhan, dan selalu bersungguh-sungguh menunaikan panggilan dan pilihan Allah atas hidup kita. Haleluya. Tuhan Yesus menolong kita semua.


KATEGORI



ARTIKEL POPULER



ARSIP