KATEGORI
ARTIKEL POPULER
ARSIP
- Agustus 2023 (1)
- Juli 2023 (1)
- Juni 2023 (1)
- Februari 2023 (1)
- Desember 2022 (1)
- November 2022 (1)
- Oktober 2022 (1)
- September 2022 (1)
- Agustus 2022 (1)
- Juli 2022 (1)
- Juni 2022 (1)
- Mei 2022 (1)
- April 2022 (1)
- Maret 2022 (1)
- Februari 2022 (1)
- Januari 2022 (1)
- Desember 2021 (1)
- November 2021 (1)
- Oktober 2021 (1)
- September 2021 (1)
- Agustus 2021 (1)
- Juli 2021 (1)
- Juni 2021 (1)
- Mei 2021 (1)
- April 2021 (1)
- Maret 2021 (1)
- Februari 2021 (1)
- Januari 2021 (1)
- Desember 2020 (1)
- November 2020 (1)
- Oktober 2020 (1)
- November 2019 (1)
- Oktober 2019 (1)
- September 2017 (1)
- Juli 2017 (1)
- Juni 2017 (1)
- Mei 2017 (1)
- April 2017 (1)
- Maret 2017 (1)
- Februari 2017 (1)
- Januari 2017 (1)
- November 2016 (1)
- Oktober 2016 (1)
- September 2016 (1)
- Juni 2016 (1)
- Mei 2016 (1)
- April 2016 (1)
- Maret 2016 (1)
- Februari 2016 (1)
- Oktober 2015 (1)
- September 2015 (1)
CARA SUPAYA TIDAK TERSANDUNG
2 Petrus 1:10-11
Shalom Hebroners,
Tersandung di tengah perjalanan adalah pengalaman yang tidak enak. Itu sebabnya, kita perlu berhati-hati dan memperhatikan setiap langkah kita. Hal ini juga yang menjadi penegasan Rasul Petrus dalam ayat pokok di atas. Perjalanan rohani kita mengikut Tuhan, harus diusahakan dengan sungguh-sungguh (penuh kehati-hatian dan waspada) supaya panggilan dan pilihan kita makin teguh. Jika kita dapat melakukannya sesuai kehendak Tuhan, maka kita tidak akan pernah tersandung; sehingga kepada kita dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal.
Meskipun terkenal sebagai murid yang militan dan berani, namun Petrus pernah “tersandung”, yaitu ketika ia menyangkal Yesus sampai tiga kali. Bagaimana hal ini bisa terjadi, padahal Petrus dan murid lainnya selalu bersama Yesus selama tiga setengah tahun, makan sehidangan dan menyaksikan banyak mujizat heran yang dikerjakan Yesus? Mari perhatikan proses kejatuhan Petrus, supaya kita dapat belajar untuk memperbaikinya sehingga kita tidak tersandung:
-Petrus tidak sepikir dengan Yesus.
Dalam Matius 16:21-22, saat Yesus menyatakan kepada murid-muridNya bahwa IA akan menderita, dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga, maka Petrus menegor Yesus: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Ternyata, Petrus tidak memahami pikiran Yesus walaupun sudah sekian waktu berjalan bersama Tuhan dan turut mengalami mujizatNya. Sebagai seorang murid, Petrus seharusnya dapat sepikir dengan Yesus. Jadi, penting bagi kita untuk berusaha dengan sungguh-sungguh menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (Filipi 2:5).
-Petrus menjadi sombong rohani.
Petrus adalah contoh seorang murid yang sangat cepat bereaksi dan merasa imannya kuat (menjadi sombong rohani). Perhatikan jawaban Petrus kepada Yesus: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak” (Matius 26:33). Seharusnya, Petrus belajar untuk cepat mendengar namun lambat untuk berkata-kata dan lambat untuk marah (Yakobus 1:19-21). Jadi, semakin banyak Firman Tuhan yang kita terima, seharusnya semakin membuat kita punya kerendahan hati, bukan kesombongan.
-Petrus tidak kuat berdoa.
Dalam Matius 26:37-46, setelah berdoa, Yesus kembali kepada murid-murid-Nya dan mendapati mereka sedang tidur. Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Petrus seharusnya berdoa juga sebagai bentuk dukungan dan empati terhadap penderitaan yang akan dialami Yesus. Tetapi ternyata Petrus tertidur (tidak kuat berdoa). Berhati-hatilah, jika kita mulai “tidak kuat berdoa”, kita akan menjadi lemah dan mudah tersandung.
-Petrus lebih takut kepada manusia daripada Tuhan.
Dalam Matius 26:69-75, menjelang penyangkalannya, Petrus mulai menjauh dari Yesus dan duduk di luar halaman. Ketika orang-orang mengenali dirinya sebagai orang yang selalu bersama-sama dengan Yesus, maka ia mulai menyangkal: “Aku tidak kenal orang itu.”
Apa yang dialami Petrus bisa terjadi juga kepada kita. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk terus minta pimpinan Roh Kudus, supaya kita diberi hikmat dan kebijaksanaan untuk memperhatikan hati dan pikiran Tuhan, dan selalu bersungguh-sungguh menunaikan panggilan dan pilihan Allah atas hidup kita. Haleluya. Tuhan Yesus menolong kita semua.
KATEGORI
ARTIKEL POPULER
ARSIP
- Agustus 2023 (1)
- Juli 2023 (1)
- Juni 2023 (1)
- Februari 2023 (1)
- Desember 2022 (1)
- November 2022 (1)
- Oktober 2022 (1)
- September 2022 (1)
- Agustus 2022 (1)
- Juli 2022 (1)
- Juni 2022 (1)
- Mei 2022 (1)
- April 2022 (1)
- Maret 2022 (1)
- Februari 2022 (1)
- Januari 2022 (1)
- Desember 2021 (1)
- November 2021 (1)
- Oktober 2021 (1)
- September 2021 (1)
- Agustus 2021 (1)
- Juli 2021 (1)
- Juni 2021 (1)
- Mei 2021 (1)
- April 2021 (1)
- Maret 2021 (1)
- Februari 2021 (1)
- Januari 2021 (1)
- Desember 2020 (1)
- November 2020 (1)
- Oktober 2020 (1)
- November 2019 (1)
- Oktober 2019 (1)
- September 2017 (1)
- Juli 2017 (1)
- Juni 2017 (1)
- Mei 2017 (1)
- April 2017 (1)
- Maret 2017 (1)
- Februari 2017 (1)
- Januari 2017 (1)
- November 2016 (1)
- Oktober 2016 (1)
- September 2016 (1)
- Juni 2016 (1)
- Mei 2016 (1)
- April 2016 (1)
- Maret 2016 (1)
- Februari 2016 (1)
- Oktober 2015 (1)
- September 2015 (1)